Klenteng Eng An Kiong, Wisata Unik yang Bersejarah

 

Sumber; https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.idntimes.com%2Ftravel%2Fdestination%2Ffatma-roisatin-nadhiroh%2Ffakta-menarik-eng-an-kiong-c1c2&psig=AOvVaw0MDQzONIoCsuhkvi1SwTu3&ust=1699592173511000&source=images&cd=vfe&opi=89978449&ved=0CBEQjRxqFwoTCIiY-a-QtoIDFQAAAAAdAAAAABAE

notes: tolong aktifkan suara untuk pengalaman membaca yang lebih baik. 

Halo sobat Wisatadhirsa!

 

Kali ini, kita berkunjung ke wisata bersejarah sekaligus tempat ibadah yaitu Klenteng Eng An Kiong. Kalian tau ngga sih? Klenteng ini menyimpan sejarah yang menarik dan memiliki arsitektur bangunan Tiongkok dan Eropa.


Kelenteng Eng An Kiong merupakan salah satu bangunan tertua di Kota Malang dan telah ditetapkan menjadi salah satu bangunan cagar budaya (bangunan heritage). Bangunan ini sudah berusia sekitar 193 tahun. Klenteng Eng An Kiong berlokasi di Jalan Martadinata, Kotalama, Kedungkandang, Kota Malang. Luas bangunannya sekitar 5.000 meter persegi. Klenteng ini memiliki 99 rupang atau kiem siem (patung dewa-dewi) di seluruh ruangan. Di sini juga terdapat aula untuk kegiatan kesenian. Klenteng Eng An Kiong ini memiliki keunikan yakni, sebagai tempat ibadah bagi tiga penganut agama Ji (Khonghucu), Tao (Taoisme), dan Sik (Budha) atau bisa disebut juga Klenteng Tri Dharma.

 

Patung Budha yang terletak di klenteng bagian kiri.

Bagian utama Klenteng Eng An Kiong.


Berdasarkan penjelasan Humas Yayasan Klenteng Eng An Kiong Bonsu Anton Triyono menjelaskan, Klenteng dibangun pada 1825 (2564 tahun imlek) atas prakarsa dari Liutenant Kwee Sam Hway (Yauw Ting Kong). Beliau merupaka keturunan ketujuh dari seorang jendral di masa Dinasti Ming (1368-1644) di Tiongkok. Klenteng dibangun dalam kurun waktu 2 periode. Ciri khas dari bangunan ini adalah dominasi warna merah dan kuning yang menyala. Warna merah memiliki makna kehidupan, kebahagiaan dan keberanian. Sementara, warna kuning memiliki makna keanggunan.


Nama “Eng An Kiong” sendiri bermakna Istana Keselamatan yang Abadi. Nama tersebut berasal dari bahasa Tiongkok. Secara harafiah, “Eng” berarti abadi, “An” berarti keselamatan dan “Kiong” bermakna istana. Klenteng juga mempunyai kegiatan rutin seperti berbagai macam upacara ritual. Pengunjung bisa menyaksikan ataupun mengikuti keunikan tradisi Klenteng dan masyarakat Tionghoa.

 

Ketika memasuki Klenteng Eng An Kiong, pengunjung akan melihat di setiap altar berbagai persembahan yang tertata rapi. Selain itu juga yang identik dan banyak dijumpai di klenteng adalah simbol naga yang merupakan simbol dari keperkasaan. Di dalam juga terdapat altar-altar untuk dewa dan dewi. Mulai dari dewa Bumi (Fu De Zheng Shen) yang merupakan tuan rumah dari klenteng ini sampai Nabi Agung Kongzi yang merupakan guru spiritual bagi para pemeluk agama Khonghucu.

Altar Dewa Bumi (Fu De Zheng Shen)


Nabi Agung Kongzi yang terletak di Klenteng Khonghucu.


Nah itu tadi pembahasan kita tentang tempat wisata bersejarah yang kami kunjungi kali ini. Ternyata banyak sekali ya sejarah dan informasi mengenai Klenteng Eng An Kiong ini. Kita dapat belajar mengenai banyak hal mulai dari dewa-dewi sampai sejarah dari bangunan tersebut. Tapi, selain sejarah dan informasi-informasi lainnya yang tadi kita bahas. Kita juga bisa belajar untuk saling menghargai dan menghormatu sesama umat beragama.

Berikut beberapa dokumentasi selama kami mengunjungi Klenteng Eng An Kiong:


Dewa Perang Guan Yu

Dewi Welas Asih Kwan Im


Dewa Uang Zheng Fu Cai Shen


Ilustrasi Niraya (Neraka)

Sekian untuk pembahasan jalan-jalan kita hari ini, have a nice day and stay tuned!

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lembah Tumpang Wisata Dengan Tema Khas Jawa Majapahit.

Selamat Datang di Wisatadhirsa!